KELUARGA ALLAH YANG SALING BERFUNGSI, HIDUP DALAM FIRMANNYA, BERTUMBUH DALAM KASIH KEPADA ALLAH DAN SESAMA, MEMENANGKANKAN JIWA DAN MERAWATNYA ------- Sukseskan 40 Days Life Of Transformation 31 Maret 2013 - 9 Mei 2013. --------

Kamis, 22 Desember 2011

Natal Saatnya Berpesta

“... sesungguhnya aku memberitakan kepadamu kesukaan besar untuk seluruh bangsa.” (Lukas 2:10b)

Tahukah and abahwa Allah senang berpesta? Ia terus menerus mengadakan pesta. Bahkan Alkitab berkata bahwa para malaikat Allah berpesta setiap kali satu orang memutuskan untuk menjadikan Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya. Pesta kesukaan setiap kali satu orang berpaling dari keegoisan dan berjalan ke arah Yesus.


Natal adalah suatu pesta — pesta ulang tahun untuk Yesus. Itulah sebabnya kita mengucapkan “Selamat Natal”. Tetapi sering kali kita melupakan kehadiran sang tamu kehormatan dari pesta-pesta Natal kita! Ketika saya berpikir tentang hal yang ironis ini, saya mulai bertanya kepada beberapa orang, “Apa yang anda rayakan pada Natal kali ini?” Berikut ini adalah beberapa jawaban yang saya terima:

“Apa yang kurayakan? Tidak banyak.”

“Berkat-berkat yang diperoleh keluarga kami tahun ini.”

“Aku merayakan semangat Natal.”

“Berada di rumah dan tidak sedang dalam perjalanan dinas pada masa liburan ini.”

“Natal ini? Aku merayakan kelahiran Kristus.”

“Aku tidak merayakan apa-apa. Aku hanya ingin melewatinya saja.”

Komentar yang terakhir itu berlaku untuk banyak orang. Natal mungkin saat berpesta, tetapi mereka merasa bahwa dalam hidup mereka tidak ada yang patut dirayakan. Mungkin perasaan anda juga begitu. Anda berpikir, “Aku hanya ingin Natal cepat berlalu. Aku tidak tahu apa yang harus dirayakan. Tahun ini tahun yang sangat sulit dan aku ingin tahun ini cepat berlalu.”

Kita merasa tertekan memikirkan situasi kita atau terlalu sibuk mempersiapkan banyak perayaan sehingga kita tidak lagi merasakan sukacitanya. Natal tahun ini mungkin hanya sekedar kabar baik karena mertua anda tidak jadi datang atau karena anda berhasil menekan pengeluaran sehingga tidak melampaui anggaran.

Tetapi Allah, melalui malaikatNya, memberitahu kita bahwa hadiah yang terbungkus dalam Natal itu adalah kabar baik yang begitu penuh kesukaan, sehingga, bila kita mempercayainya, kita tidak akan mampu untuk menahan sukacita yang meluap dari hati kita.


Kabar baik dari Allah itu jauh lebih besar dari keadaan kita! Sukacita Natal itu didasarkan atas kebenaran bahwa Allah mengasihi kita. Allah beserta kita, dan Allah berpihak pada kita. Bisakah anda mendengar nada pesta dalam pernyataan itu?


Seperti apakah pesta perayaan kelahiran Yesus bagi anda?