Ketika Rasul Paulus berkata, “Bersukacitalah senantiasa dalam Tuhan,” ia tidak berkata bahwa kita harus bersukacita hanya pada masa-masa yang baik. Bahkan ketika keadaan menjadi sulit, Alkitab mengajarkan bahwa kita bisa senantiasa bersukacita kalau kita mengikuti strategi yang sederhana ini:
Jangan kuatir tentang apapun. Kuatir tidak mengubah keadaan sedikitpun. Itu seperti mengunyah tanpa menelan. Kuatir bukanlah sifat bawaan dari lahir.
Kekuatiran adalah sesuatu yang dipelajari. Anda belajar kuatir dari orang tua Anda. Anda belajar kuatir dari teman-teman Anda. Anda belajar kuatir dari pengalaman Anda sendiri. Tapi itu adalah kabar baik: kenyataan bahwa kekuatiran adalah sesuatu yang dipelajari berarti bahwa ia dapat dihapus.
Kekuatiran adalah sesuatu yang dipelajari. Anda belajar kuatir dari orang tua Anda. Anda belajar kuatir dari teman-teman Anda. Anda belajar kuatir dari pengalaman Anda sendiri. Tapi itu adalah kabar baik: kenyataan bahwa kekuatiran adalah sesuatu yang dipelajari berarti bahwa ia dapat dihapus.
Bagaimana cara menghapusnya? Yesus berkata dalam Matius 6:34, “Sebab itu, janganlah kamu kuatir akan hari besok, karena hari besok mempunyai kesusahannya sendiri. Kesusahan sehari cukuplah untuk sehari”. Ia berkata tidak perlu membuka payung sebelum hujan turun. Hiduplah sehari demi sehari.
Doakanlah segala sesuatu. Daripada kuatir, gunakan waktu Anda untuk berdoa. Bila Anda berdoa sama banyaknya dengan Anda kuatir, pasti lebih sedikit hal yang perlu dikuatirkan. Apakah Allah tertarik pada cicilan mobil Anda? Ya. Ia memperhatikan setiap detil kehidupan Anda. Itu berarti bahwa Anda dapat membawa semua masalah yang Anda hadapi kepada Allah.
Bersyukurlah kepada Allah dalam segala sesuatu. Ketika Anda berdoa, berdoalah dengan rasa syukur. Emosi yang paling sehat dari manusia bukanlah rasa sayang melainkan rasa syukur. Bahkan rasa syukur meningkatkan kekebalan tubuh Anda. Rasa syukur membuat Anda lebih tahan menghadapi stress dan tidak mudah terserang penyakit. Orang-orang yang tahu bersyukur jauh lebih sehat. Tetapi orang-orang yang tidak tahu bersyukur tidak bahagia karena tak ada yang dapat membuat mereka bahagia. Mereka tidak pernah merasa puas. Segala sesuatu tidak cukup baik. Jadi, bila Anda mengembangkan sikap tahu bersyukur dalam segala hal, maka tingkat stress dalam hidup Anda akan berkurang.
Pikirkanlah hal-hal yang benar. Bila Anda ingin mengurangi tingkat stress dalam hidup Anda, Anda harus mengubah pola piker Anda, karena cara Anda berpikir menentukan perasaan Anda. Dan perasaan Anda menentukan tindakan Anda. Alkitab mengajarkan bahwa bila Anda ingin hidup Anda berubah, anda perlu mengubah apa yang Anda pikirkan.
Untuk itu diperlukan keputusan yang diambil secara sengaja dan sadar, yaitu Anda memutuskan untuk memikirkan hal-hal yang benar. Kita perlu memilih untuk berpikir positif berdasarkan Firman Allah.
Apa hasil dari tidak kuatir, mendoakan segala sesuatu, mengucap syukur, dan memusatkan perhatian pada apa yang benar? Paulus berkata maka “damai sejahtera Allah, yang melampaui segala akal, akan memelihara hati dan pikiranmu dalam Kristus Yesus” (Filipi 4:7).
Apa yang Anda kuatirkan? Berbicaralah kepada Allah tentang kekuatiran Anda dan secara jujurkemukakan mengapa Anda kuatir.
Bila doa Anda sama banyaknya dengan kekuatiran Anda, menurut pendapat Anda, bagaimanakah hidup Anda akan berubah?
Allah berkata bahwa Ia selalu mengutamakan kebaikan bagi Anda. Bersyukurlah kepadaNya dalam segala sesuatu, bahkan bila Anda tidak dapat memahami apa yang sedang dilakukan Allah dalam hidup Anda.
Apa yang paling banyak anda pikirkan? Apa yang menurut Anda Allah ingin Anda pikirkan? Apakah keduanya sejalan? Bila tidak, mengapa?