
Untuk mengasihi sesama seperti diri sendiri, Anda harus bersedia mengambil resiko. Banyak kali, yang menghalangi kita melakukan sesuatu untuk orang lain adalah rasa takut kita sendiri. Rasa takut membuat kita menjadi tidak baik hati. Orang-orang yang paling kejam sebenarnya adalah orang-orang yang memiliki banyak ketakutan. Bayangkan semua rasa takut yang mungkin dialami oleh Orang Samaria itu – semuanya sangat wajar.
Ia bisa saja berkata, “Bagaimana kalau aku berhenti dan menolong orang itu padahal para perampok itu masih ada di sekitar sini? Mereka akan merampok aku juga, dan mengambil pakaianku, keledaiku, hartaku.”
Ia bisa saja berkata, “Bagaimana kalau aku berhenti untuk menolong orang itu dan ternyata ini cuma perangkap? Bagaimana kalau ia tiba-tiba bangun, memukuli aku, dan mengambil semua milikku lalu meninggalkan aku di pinggir jalan itu?” atau “Bagaimana kalau ia menolak pertolonganku?” (Orang Yahudi dan Samaria terpisah secara suku bangsa, agama, dan politik) atau “Bagaimana kalau nanti malah aku yang dituduh melakukannya?”
Dewasa ini mungkin kita berkata, “Bagaimana kalau ia malah menuntut aku?” atau “Bagaimana kalau aku tidak tahu apa yang harus kulakukan?” atau “Bagaimana kalau aku tidak tahu harus berkata apa?”
Ada satu ketakutan besar yang tidak suka kita bicarakan, tapi saya perlu mengatakannya di sini. Kita seringkali tidak mau terlibat dalam rasa sakit dan kepahitan orang lain karena hal itu mengingatkan kita akan rasa sakit dan kepahitan kita sendiri. Kita telah mendorong rasa sakit dalam hidup kita sendiri jauh ke dalam batin kita, dan kita ingin menutupnya rapat-rapat.
Itulah sebabnya kita perlu mengijinkan Allah menumbuhkan kasihNya dalam diri kita, supaya kita dapat mengasihi sesama sebagaimana Allah mengasihi kita. Alkitab berkata, “Di dalam kasih tidak ada ketakutan: kasih yang sempurna melenyapkan ketakutan” (1 Yohanes 4:18a).
Apa yang Anda takutkan yang menghalangi Anda mengasihi orang lain? Bagaimana rasa takut itu mulai merasuki Anda? Bawalah semua ketakutan itu kepada Allah dan mintalah Allah menolong Anda mempercayai Dia: “Karena Tuhanlah yang akan menjadi sandaranmu, dan akan menghindarkan kakimu dari jerat” (Amsal 3:26b).